Marketing 4 Campaign

Biology Search

Custom Search
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 08 Juni 2009

 BUDIDAYA JAMUR KAYU EDIBEL di SMA YPPI-I Surabaya


Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain. Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa , bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap oleh untuk pertumbuhan. Oleh karena itu, jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang hidupnya tergantung pada organisme lain.


Saat ini jamur kuping, merang, shiitake, tiram dan champignon sudah dibudidayakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat.

Jamur memiliki kandungan gizi yang lengkap, diantaranya adalah karbohidrat, kalsium, kalium, fosfor dan besi, serta vitamin B, B12 dan C.

Selain mempunyai manfaat di bidang ekonomi, jamur juga memiliki manfaat dibidang kesehatan antara lain;

  1. Jamur Shiitake, menghambat pertumbuhan kanker sampai dengan 92 %.
  2. Jamur Tiram, mencegah penyakit hipertensi, baik konsumsi oleh ibi hamil dan meyusui.
  3. Jamur Merang, mencegah anemia, kanker dan menurunkan tekanan darah tinggi.
  4. Jamur kuping, meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan aliran darah, menurunkan kadar kolesterol, dan anti toksin.

Tujuan Kegiatan

· Melatih siswa agar mampu memanfaatkan prinsip – prinsip bioteknologi serta implikasinya pada science , lingkungan , teknologi dan masyarakat.

· Memberi bekal kepada siswa dalam mengembangkan dan membudidayakan jamur secara mandiri.


Kegiatan Budiaya Jamur

Kegiatan budidaya jamur di SMA YPPI-I meliputi:

  1. Pembiakan bibit jamur F1,F2, dan F3

Dalam kegiatan pembibitan dikenal pembiakan tahap pertama (F1), pembiakan tahap kedua (F2), dan tahap ketiga (F3). Setelah pembiakan tahap F3, bibit siap diinokulasikan di media tanam untuk ditumbhkan menjadi jamur dewasa siap konsumsi.

Pembuatan biakan F1

Media yang digunakan dalam pembiakan bibit F1 adalah media PDA (potatoes dextrose agar) yang inokulasi dengan spora jamur (Induk yang unggul) dengan teknik kultur jaringan atau kultur spora. Inokulasi dilakukan dalam entkas yang sebelumnya disterilkan dengan alcohol 70 % dan formalin 2 %. Setelah itu diinkubasi selama 2 – 3 hari dengan suhu 24 – 28 oC sampai tumbuh mycelium yang berwarna putih merata disekitar spora.

Pembuatan biakan F2

Media biakan F2 berbeda dengan F1 karena media F2 berhubungan dengan media tanam dikumbung. Bahan yang digunakan adalah serbuk kayu yang dicampur dengan dedak dengan komposisi 80% : 20 %. Setelah itu media dimakuskkan ke dalam botol dan di lubangi tengahnya sedalam 1 – 3 cm ditengah dan ditutup dengan kapas. Kemudian disterilisasi dengan autoclaf pada suhu 121 dengan tekanan 1,1 atm selama 1 jam. Sebelum diinokulasi, media didinginkan selama 12 jam. Media yang sudah dingin diinokulasi dalam entkas dengan mengambil miselium dari F1. Setelah diinokulasi biakan F2 diinkubasi selama 2 – 4 minggu sampai media dipenuhi dengan miselium.

Pembuatan biakan F3

Media biakan F3 sama dengan F2, cara membuatnya pun sama hanya saja tujuannya untuk memperbanyak bibit jamur. 1 botol biakan F2 dapat diinokulasikan kedalam 100 – 150 botol biakan F3.

  1. Pembuatan media tanam

Penyampuran media tanam

Media tanam yang digunakan adalah serbuk kayu yang dicampur dengan bekatul/dedak dan kapur. Penyampuran dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan atau alat, tergantung banyaknya media. Penyampuran harus dilakukan secara merata dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan karena bisa menghambat pertumbuhan miselium jamur. Setelah itu diberi air sampai kelembapan 50 – 65 %.

Pembungkusan

Media yang sudah dicampur dimasukkan dalam kantong plastic PP ukuran 20 x 30 cm, lalu dipadatkan. Tepat ditengah dilubangi sedalam 7 - 10 cm dengan diameter 2 cm dengan menggunakan kayu bulat.

Kemudian ujung plastic di buka, tepat diatas media tanam dipasang cincin dari plastic atau pipa paralon, lalu disumbat dengan kapas. Proses terakhir kapas dibungkus dengan kertas pembungkus. Media tanam jamur kayu didalam bungkus plastic inilah yang disebut dengan bag log.

  1. Sterilisasi bag log

Sterilisasi dapat dilakukan dengan mengukus dalam drum yang dimodifikasi seperti dandang, bagian tutup drum diberi dengan katup dan manometer untuk mengontrol tekanan uap. Sterilisasi dilakukan selama 5 jam dengan suhu 121 tekanan 1,1 atm. Setelah sterilisasi media didinginkan selama 12 jam.

  1. Inokulasi bibit jamur F3 pada media serbuk gergaji

Inokulasi atau penanaman dilakukan setelah bag log dingin dan dilakukan di entkas jika bag lognya banya bisa dilakukan dalam ruangan yang sudah disterilkan. Jika inokulasi dilakukan diruangan sebaiknya yang melakukan inokulasi 2 orang, satu orang menuang bibit dan satu orang lagi menutup bag log secepatnya. Dengan demikian waktu inokulasi semakin cepat dan kemungkinan bibit tercemar mikroba akan semakin kecil.

  1. Inkubasi dalam kumbung

Inkubasi atau proses penumbuhan miselium jamur dilakukan dengan cara menyimpan bag log di ruang inkubasi bersuhu 22 – 28 oC. Bag log diletakkan langsung pada lantai ruang inkubasi dengan posisi berdiri. Lamanya waktu inkubasi 30 – 60 hari sampai media bag log dipenuhi miselium.

  1. Perawatan dalam kumbung

Bag log yang sudah dipenuhi miselium dipindah dalam kumbung (Rumah Jamur) disusun dalam rak dengan posisi berdiri atau tidur. Setelah itu dilakukan penyayatan di bawah ring dengan tujuan jamur akan muncul dari bekas sayatan itu.

  1. Pemanenan Jamur

Setelah penyayatan maka bag log disemprot dengan spayer halus sehingga air menyarupai kabut. Setelah 5- 10 hari maka jamur akan tumbuh. Tunggu samapai besar dan siap panen. Panen jamur dilakukan secara manual menggunakan tangan atau menngunakan pisau tajam. Pemanenan dilakukan bersama dengan akarnya.

Pemanenan jamur dapat diatur waktu dan kontinuitasnya, kalo ingin panen banyak maka penambahan sayatan bisa dilakukan. Jamur akan terus muncul sampai media dalam bag log habis.

  1. Penanganan pasca panen

Setelah panen maka langkah pertama adalah membersihkan jamur dari berbagai kotoran yang menempel. Setelah itu jamur bisa dijual dalam bentuk segar atau kering untuk dikonsumsi


Penanganan Pasca Panen

Hasil kegiatan budidaya jamur kayu edible di SMA YPPI-I merupakan program plus bidang biologi. Kegiatan budidaya jamur juga dipamerkan pada kegiatan:

  1. Penerimaan rapor sisipan semester gasal tahun pelajaran 2005/2006
  2. Musroom Day semester gasal tahun 2006/2007
  3. HUT YPPI ke 60 tanggal 1 Juli 2007
  4. Exspo studi lanjut dan raport sisipan semester gasal 22 Desember 2007



0 komentar:

Posting Komentar

Online Job for All. Work from home computer.